Translate

Sunday, December 28, 2014

Himawari No Yakusaku (Janji Bunga Matahari)

---------------------------------------------------------------------------------------------------------


Doushite kimi ga naku no mada boku mo naite inai noni
Jibun yori kanashi mukara tsurai no ga dotchi ka wakaranaku naru yo
Garakuta datta hazu no kyou ga futari nara takara mono ni naru
Mengapa kau menangis? Padahal aku masih belum menangis
Betapa menyedihkannya aku, aku bahkan tak tahu apa yang salah dengan diriku
Hari ini akan menjadi harta karun berharga bagi kita berdua

Soba ni itai yo kimi no tameni dekiru koto ga boku ni aru kana
Itsumo kimi ni zutto kimi ni waratte ite hoshikute
Himawari no youna massuguna sono yasashisa wo nukumori wo zenbu
Kore kara wa boku mo todokete yukitai koko ni aru shiawase ni kidzuita kara
Apakah aku masih memiliki kesempatan untuk dekat denganmu?
Kau dan aku selalu tertawa, itulah yang selalu ingin kulihat
Kau yang lembut seperti bunga matahari dengan semua kehangatannya
Aku ingin memberitahu masa depan
Karena disini aku sudah bahagia

Touku de tomoru mirai moshi mo bokura ga hanarete mo
Sore zore aruite yuku sono saki de mata deaeru to shinjite
Chiguhagu datta hazu no hohaba hitotsu no youni ima kasanaru
Kita bahkan sering pergi menyapa masa depan dari kejauhan
Aku percaya masa depanmu akan lebih baik jika seperti ini
Aku selalu mengharapkanmu sebagai salah satu langkah yang ku tempuh

Soba ni iru koto nanigenai kono shunkan mo wasure wa shinai yo
Tabidachi no hi te wo furutoki egao de irareru youni
Himawari no youna massuguna sono yasashisa wo nukumori wo zenbu
Kaeshitai keredo kimi no koto dakara mou juubun da yo tte kitto yuu kana
Jangan pernah lupakan saat-saat kau berada disini, disampingku
Kau tetap tersenyum saat berjabat tangan sebelum kita berpisah
Kau yang lembut seperti bunga matahari dengan semua kehangatannya
Bila kau ingin kembali, dapatkah kau mengatakannya dengan cukup yakin?

Soba ni itai yo kimi no tameni dekiru koto ga boku ni aru kana
Itsumo kimi ni zutto kimi ni waratte ite hoshikute
Himawari no youna massuguna sono yasashisa wo nukumori wo zenbu
Kore kara wa boku mo todokete yukitai hontou no shiawase no imi wo mitsuke takara
Apakah aku masih memiliki kesempatan untuk dekat denganmu?
Kau dan aku selalu tertawa, itulah yang selalu ingin kulihat
Kau yang lembut seperti bunga matahari dengan semua kehangatannya
Mulai sekarang, aku akan memberitahu masa depan
Karena aku sudah menemukan arti kebahagiaan yang sesungguhnya
---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Amanah

Semoga lisan ini tak berkelu untuk selalu mengucapnya,
rasa syukur kepada pemberi kenikmatan seluruh alam..
semoga kaki ini tak berhenti melangkah di jalan-Nya,
karena mau tidak mau suka tidak suka, kaki ini tak lagi punya pemilik yang sama..
semoga raga ini tak sedikitpun futur dari rahmat dan kasih sayang, juga cinta-Nya,
yang jika aku tanpa-Nya, sungguh tiada daya..

Rasanya masih belum bisa percaya, amanah itu kini ada dipundak ini. Entah ia termasuk pundak yang kuat ataukah lemah. Waktu terlalu cepat berlalu. Rasanya ingin protes saja, maunya apa. Kenapa ia dengan seenaknya mengubur memori manis yang masih segar dicecap, dan menumpuknya dengan lembaran kisah yang baru. Hey, ini berjalan atas satu komando. astaghfirullah..

"Allah tidak pernah salah memilih pundak dek.."
Masih terngiang jelas kalimat itu, yang dibisikkan pertama kali olehnya saat aku menghampiri dan memeluknya. Rasanya kaki lemas dan tak mampu berdiri. Tangis yang tertahan. Ya, masih belum  bisa percaya, bahwa amanah itu kini tlah beralih pundak. Banyak sedikitnya calon penerus estafet dakwah, terbina atau tidaknya mereka, kuantitas dibarengi kualitas, dll.
Yang terfikir pertama kali, untuk bisa selevel dengan beliau apa bisa ? selevel saja bisakah ? apalagi lebih, yakinkah bisa ?

Ragu.
Diam.
Lemas.
Masih belum percaya.

Dan ketika teringat firman Allah dalam QS. Al-Baqarah : 286

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".

Allah sesuai dengan prasangka hamba-Nya. Baik buruknya hasil itu urusan Dia. Yang Allah pinta, kita usahakan yang terbaik dari sebaik-baiknya usaha yang kita lakukan karena-Nya. Ini bukan lagi persoalan apa amanahnya dan siapa pemegangnya. Karena seberapapun besar amanah itu, atau sebaliknya ia akan menjadi pertanggungjawaban kelak dihadapan-Nya. Tak ada barang sebesar biji zarrah pun yang akan luput dari perhitungan-Nya. Ya ini adalah urusan kita dengan Allah. Allah ! maka masihkah kamu akan ragu, meninggalkan sisa ketidak percayaan dirimu kepada kemampuanmu ? Sudah difahami makna ayat diatas ? baca lagi, fahami lagi.

Dan ketika rerumputan yang tertiup angin itu bergoyang, iya ia akan lemas tertunduk namun ia akan bangkit tegak kembali.

Sejatinya amanah itu,
Bukan karena kamu mampu, bukan pula karena mereka merasa kamu mampu.
Bukan karena kamu tahu kapasitasmu, bukan pula karena mereka tahu kapasitasmu.
Amanah itu,
Kehendak Allah, Rencana-Nya atas kehidupanmu.
Percayalah,
Ada rencana terbaik yang sudah Allah persiapkan, sikapilah dengan ikhtiar terbaikmu, serta pertanggungjawaban terbaik yang bisa kau persiapkan.
Sekali lagi,
Ini bukan tentang kamu dan mereka, ini tentang kamu dan Dia.
Dan melangkahlah dengan percaya, bahwa bersama-Nya semua akan baik-baik saja.

-Scientia Afifah-

#semestamembina

Friday, December 26, 2014

cinta adalah KEPUTUSAN.

Bahkan dengan berlari dan menghindar, itu tak akan menyelesaikan. Kau harusnya bersyukur saat niatmu terbelokkan ke tempat itu. Meskipun tadinya niatmu belum tau akan kau jatuhkan dimana. Seperti katanya, pilihlah yang menurutmu adalah prioritas tertinggi bagimu, karena yang tau ya hanya dirimu. pergilah jika sekiranya kau lebih dibutuhkan disana. bila tidak kembalilah.

Kejadian semalam adalah peringatan bagiku. Dimana aku, kembali dibuat tersadar. Bahwasannya bila kau cinta maka buktikanlah. Bukan dengan bualanmu saja. Karena cinta adalah KEPUTUSAN.
Manusia memang tempatnya salah dan lupa. Saat ia lelah barulah terlihat sikap asli dirinya. Tapi aku tau, marahmu adalah bukti cintamu padaku mbak. Bukan dengan pujian dan manisnya kata-katamu kepadaku saja, justru dengan teguranmu, kerasnya pukulanmu dipundakku, jauh lebih mengena dan takkan aku lupa sampai kapanpun. Tapi entah mengapa, tak terasa air mata mulai membasahi mata, dan semakin lama semakin deras terasa. Mungkin ini tandanya baahwa hatiku tak lagi setegar itu mbak, seperti sangkaanmu dulu. Beginikah sakitnya ?
Bukan karena caramu mengingatkanku, karena aku berusaha memahami kondisimu. Bahkan membaca pesan yang kau tujukan untukku sulit kupercaya itu adalah tulisanmu. Kembali lagi, bahwasannya manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Tapi entah mengapa, begitu terasa menyesakkan..
Ya, Allah menguji manusia dengan hal-hal yang pahit terasa, tak mudah kita melewatinya kecuali kita benar benar tergolong dalam golongan orang-orang yang mengingat dan mengesakan Allah semata.. golongan yang apabila ditimpakan kesusahan ia mensyukurinya, menghadapinya dan yakin akan temukan jalan keluar darinya. Mungkin aku memang tak setegar dulu mbak..

Ada satu ketakutan yang menggangu pikiranku. Entah takut mengecewakanmu lagi mbak. Takut ukhuwwah kita tak seromantis dulu. Tapi sungguh mbak, aku lebih takut kehilangan romantisme ukhuwwah kita, hingga kuputuskan tuk berlaga lupa dan yakinkan hati bersuara sama, "semalam tak terjadi apa-apa".

Ah.. wanita yang gemar bermain dengan hatinya..
#lesson2

Wednesday, December 24, 2014

#lesson1

Rabbi..
Kaulah tempat terkuat untuk bersandar..
Tempat ternyaman untuk kembali..
Meski dengan malu aku bersimpuh, karena hanya tumpukan dosa dan kesalahan yang bisa kubawa tatkala menghadap-Mu..
Aku ingin setegar batu karang, meski ia habis terkikis oleh ombak..
Aku ingin seberani ilalang, yang dengan bangga menghadang angin..
Aku ingin serimbun pepohonan, yang meski ia habis terbabat tangan manusia, ia tetap tumbuhkan tunas baru sebagai penggantinya dimasa depan..
Dengan ikhlasnya menerima hujan,
Dengan gembiranya menyambut terik matahari..
Tapi inilah aku..
Kau ciptakan aku dalam bentuk terbaik dari seluruh ciptaan-Mu..
Dengan segala kelebihan dan kekuranganku..
Semoga aku, tak lagi mengecewakan-Mu :')

Monday, December 22, 2014

Untukmu yang tak jemu

Monolog :

Kau masih tegar berdiri bukan ?
Kau masih ingat apa janjimu padaku kan ?
Berhenti dulu jika nafasmu mulai terengah, minumlah seteguk air, dan ambil nafas panjang..
Berlarilah kecil terlebih dahulu.. sekiranya kau kuat untuk berlari lebih kencang, maka melesatlah..
Jalannya masih panjang.. tak kau pun tau rintangan apa yang kan datang menghadang..
Tapi aku tau, kau lebih kuat daripada sangkaanku..
Semoga tiap sendi dan rusukmu tak pernah mengeluh..
Dan aliran darahmu tak henti mengesakan Dia..
Jangan terlalu kaku, pun juga terlalu lembek..
Karena seberapapun kuatnya dirimu, ada saat kau harus lemah dan terjatuh tak berdaya..
Seberapapun kencang kau berlari, bayangan kau tersandung batu juga tak mungkin hilang..
Amanah adalah ujian.. ujian keimanan dan ketaqwaan..
Bukan untuk dibanggakan, apalagi kau sombongkan..
Masih ingat tujuan mu kan ?
Kalau memang hanya Dia, buktikanlah!
Jangan banyak berwacana dan kebingungan kesana kemari..
Katamu sudah jelas apa yang kau cari..
Sudah ada peta dan kompas ditanganmu kan ? lantas, masih menunggu apa ?
Angin bukan kawanmu, ia hanya datang tuk melemahkanmu.. berhembus perlahan dan mematikanmu..
Apalagi hujan, ia datang hanya tuk hentikan langkahmu.. memang dia penyebab jalanmu becek dan licin.. namun kau jangan tertipu..
Tak apa sesekali kau terjerembab ditanah becek itu, bangkit dan ambilah hikmah..
Jangan kau lewat dijalan yang sama, dan lebih berhati hatilah..
Karena pada hakikatnya, semua yang meninpamu baik senangmu ataupun dukamu,
Semata-mata terjadi atas izin dari-Nya

Untukmu yang tak jemu, menjemput panasnya matahari.

Friday, December 19, 2014

Ambil hikmah, dan menghijaulah..

Terkadang kita harus seperti rerumputan dilapangan, yang meski terinjak dan tubuhnya terkoyak ia tetap tumbuh menghijau. Subur dan lebih subur. Hijau dan lebih hijau.
Ambil hikmah, dan menghijaulah..

Terkadang kita pun perlu merasa bagai dahan muda dipucuk pohon, yang senantiasa mengikuti lajunya angin berhembus tampak lemah tuk menjadi kuat, dan semakin kuat.
Ambil hikmah, dan menguatlah..

Tak jarang suatu kondisi menuntut diri melakukan sesuatu yang berlawanan dengan hati. Memaksa diri kita bermain peran. Sudah ikhlaskah hati ?
Hujan saja tak mengeluh..
Ambil hikmah, dan pikirkanlah..

Kita harus berpura-pura bisu agar telinga kita lebih banyak mencerna kata. Menyumbat saluran penyambung telinga dan hati kita, agar saat teling kita terluka hati kita tak merasakan hal yang sama. Tutup sekat rapat-rapat.
Kita harus berpura-pura buta agar apa yang dilihat mata tak sepenuhnya menjadi satu-satunya perspektif kita memandang suatu permasalahan. Karena Allah tlah sediakan begitu banyak jalan keluar ditengah kesulitan yang kita hadapi. Janji-Nya nyata, tidak lupa kan ?

Ya memang begini. Harus begini. Toh saat ini kita juga sedang bermain peran. Setiap dari bagian anggota tubuh memiliki amanah dan tanggung jawabnya sendiri. Punya ranah dan kapasitasnya sendiri. Maka bekerjalah sesuai kemampuanmu. Lakukan yang terbaik, sebaik-baiknya dari dirimu sendiri. Buktikan bahwa kau memang bersyukur tlah menjadi bagian dari satu tubuh ini.
Maka saat bagian tubuh yang lain tengah berjuang, berkorban segalanya demi tubuh ini tetap bisa tegap berjalan. Meski dengan kaki yang terluka, dan jalan terjal terhampar dihadapan.. kita tau, kita bisa karena kita bersama..

Berpura-pura tidaklah mudah. Karena saat itu kau peroleh makna, meski kau harus korbankan hal lain yang kau punya. Mengalah dan berhenti melangkah, agar kaki lainnya dapat menapak dijalan yang sama, perlahan satu persatu.
Ya, dan kau tak akan pernah menemukan ‘satu tubuh’ yang seperti ini selain disini dan saat ini..

#satutubuh

Friday, December 12, 2014

Bumerang

Bagai kemarin kita melontarkan bumerang. Penuh percaya diri dan tiada keraguan sedikitpun. Melontarkan dengan segenap kekuatan dan keyakinan. Karena kita tlah percaya kepada setiap bagian tubuh yang akan memaksimalkan kemampuannya tuk melempar bumerang itu.
Ya, tentunya dengan harapan ia akan mengenai sasaran. Cepat dan tepat. Tak meleset barang sesentipun.

Seperti seharusnya, setelah bumerang itu mengenai sasarannya, ia akan berbalik arah dan kembali kepada sang empunya. Yang melontarkannya dengan penuh keyakinan dan kepercayaan. kembali dengan kecepatan yang sama dan mungkin lebih kencang melesatnya.
Saat inilah penentunya, akankah si empunya tadi siap menerima kembalinya sang bumerang ? akankah dia menangkap dengan kedua tangannya penuh kesigapan agar tak melukai, ataukah sebaliknya ?

Hidup ini hanyalah skenario. Dan kita manusia adalah pemain-pemainnya. Sudah tertulis jelas di Lauh Mahfudz-Nya akhir cerita dari skenario ini. Kita tentu akan mencapainya, namun Dia adalah Hakim Teradil. Apa yang kita usahakan, kita korbankan dan kita perjuangkan tentu menjadi pertimbanganNya dalam menentukan akhir kisah dihalaman terakhir.
Allah menilai prosesnya bukan ? Lantas mengapa kita kebingungan saat hasilnya belum sesuai dengan apa yang diinginkan. Toh, hidup ini hanya skenario. Tugas kita hanya melakukan proses terbaik untuk mencapai akhir kisah yang terbaik pula.

Hidup ini bagai angin sepoi yang melenakan, semakin kita rasakan, maka semakin kita terlenakan dan lambat laun melelapkan mata. Membuat kita tak lagi waspada, dan terjebak dalam dunia mimpi saja.

Bangunlah wahai pejuang! karena dunia bukanlah tempatmu beristirahat! Bukan disini, bukan sekarang!

Maka apabila hatimu masih memiliki keinginan yang sama,
Saat Azzam mu masih berada di titik tertingginya,
Saat ghirohmu masih berorientasi tujuan semula,
Saat tempatmu bersandar dan memasrahkan segala yang kau punya hanya kepada Dia,
Maka masihkah pantas kau meragu ?
Lantas apalagi yang kau tunggu ?
Karena kaupun tau, bahwa Dia SELALU BERSAMAMU!


Monday, December 1, 2014

Goodbye November, Welcome December

Waktu akan terus bergulir bukan ?
Meninggalkan kisah kita yang dulu dibalik halaman,
dan membuka coretan baru dihalaman depan..
Ada pertemuan, bersamanya ada perpisahan..
Bagai tawa berteman tangis, dan terik berteman rintik..
Sepasang dan tak terpisahkan..

Masa lalu seseorang tak selamanya bagus dan mulus. Dari kelamnya masa lalu yang kita punya membuktikan bahwa diri kita saat ini telah berhasil menjadi pribadi yang lebih baik. Bukan dalam tolak ukur kita saja namun juga mereka yang senantiasa ada disekeliling kita. Kita hanya perlu membuka mata, bahwasannya kehidupan manusia tiada yang sempurna. Karena manusia pada hakikatnya mereka berproses menuju makhluk-Nya yang sempurna. Meski manusia telah dicipta paling sempurna diantara makhluk ciptaan lainnya, namun kerap kali mereka tak menyadari. bahwasannya dibalik kesempurnaan tujuan penciptaan manusia, dibersamai pula dengan amanah baginya di muka bumi ini.

Sangat jelas hukumnya, lantas nikmat tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ?

#Hingga nanti kutulis Goodbye December, welome January