Translate

Monday, October 27, 2014

aku pohon..

aku pohon
saat aku semakin lebat dan rimbun banyak orang kan berteduh padaku
pun saat hujan turun, beberapa masih setia berlindung padaku
meski saat semakin deras mereka lantas meninggalkanku
aku pohon
yang aku harus tau saat angin kencang menerpaku
saat hembusannya menggugurkan daun-daun kering ku
dan membuatnya terserak dibawahku
itu semua sudah menjadi takdirku
betapapun membahagiakannya
betapapun terlukanya
suratan itu adalah untukku
aku pohon
aku harus semakin kuat dan kokoh
betapapun panas dan dingin cuaca esok dan hari ini
semua ada ibroh dan manfaatnya
aku pohon
yang harus tetap teduh meski dedaunanku kian layu
yang harus tetap rimbun meski awan meninggalkanku
aku pohon
yang saat angin menghempas
membuat akarku semakin kuat menghujam tanah
meski ada saatnya aku menua dan rapuh
lalu dahan dan dedaunanku terserak di tanah
tak perlu kurisaukan, semua akan ada masanya
saat daun baru mulai memucuk dengan sisa tetes embun pagi tadi
berteman matahari, kunikmati pagi
berkawan rembulan kulalui malam
belajar banyak memberi betapapun sedikit yang kau terima


Friday, October 24, 2014

qowiyy ^O^9

Hey.. :)
Kita bisa menghargai orang lain tapi terkadang kita lupa memberi penghargaan terhadap diri kita sendiri. Kita seringkali mengajak orang lain untuk berbuat kebaikan tapi seringkali kita mendzalimi diri kita dengan mengabaikan suara hati kita, kita seringkali memuji kelebihan yang orang lain punya sedangkan mengabaikan apa yang telah Allah karuniakan kepada kita, kita sering mengingatkan orang lain untuk melakukan kebaikan, mengingatkan untuk rajin beribadah tapi lupa bahwa diri kita, ya diri kita sendiri punya hak yang selayaknya ia peroleh dan kewajiban yang seharusnya ditunaikan.

Menghargai orang lain dengan tulus haruslah kita mulai dengan menghargai diri kita sendiri. Setiap dari diri kita itu istimewa.
is-ti-me-wa.. kok gitu ?

Ya, manusia telah diciptakan Allah dalam bentuk terbaik dari seluruh makhluk ciptaanNya. Ia memang tak setaat malaikat, namun ia menjadi istimewa karena anugerah akal dan hati yang bisa digunakannya kapanpun dan dimanapun. Sama halnya dengan manusia yang sempurna dan istimewa, kita para wanita juga punya keistimewaannya sendiri. Hati-hati saat kita mulai menganggap diri lemah, rendah dan kalah dari orang lain. Kenapa? karena disanalah mulai tumbuh sifat tidak menghargai diri sendiri. Sedikit sedikit lama-lama menjadi bukit.
Tapi sikap menghargai diri juga ndak boleh berlebihan. Ya, semua ada takaran dan ukurannya, karena saat kita terlalu berlebihan maka akan menumbuhkan sifat sombong dalam diri kita. Padahal, sifat sombong itu hanya boleh dimiliki oleh Allah ta’ala, yess ? :)

Tubuh yang kita miliki ini juga titipan lo.. Allah menitipkannya kepada kita dengan maksud dan harapan kita bisa menggunakannya untuk mencari bekal didunia sebelum nantinya kita dipanggil untuk menghadapNya. Lantas jika kita tak amanah terhadap diri kita, apa yang akan kita tunjukkan dan banggakan dihadapan Allah kelak ?

So, from now stop thinking that yourself have no meaning.. STOPPED IT!

Kita diberi kelebihan dan kekurangan agar kita bisa mensyukuri apa yang kita miliki. Sadari apa kekurangan kita, dan belajar menghilangkannya dengan kelebihan yang kita miliki. Kenali dengan baik diri kita sendiri sebelum kita mengenali orang lain. Penuhi haknya dan jalankan apa yang menjadi kewajibannya. Hargai ia walau ia punya kekurangan, Allah kan telah menitipkannya kepada kita dalam bentuk terbaik diantara seluruh ciptaanNya..

Qowiyy ukhti.. selalu ada lantai untuk bersujud..
Bersandarlah pada Sandaran yang selalu setia menanti kita berkhalwat denganNya di sepertiga malam..
Bersandarlah pada Sandaran terkuat yang setia menanti kita bersimpuh memohon ampunanNya..
Bersandarlah pada Sekuat-kuatNya sandaran, dan seberat apapun angin yang menerpamu, yakinlah angin itu akan membuat akarmu lebih kuat menghujam di tanah :)

Saturday, October 18, 2014

Now ukhti ! :D

Ingat lima perkara sebelum lima perkara,
Sihat sebelum sakit,
Tua sebelum muda,
Kaya sebelum miskin,
Lapang sebelum sempit,
Hidup sebelum mati..

Sudahkah kita bersyukur kepada Allah untuk hari ini ?
Karena kita masih bisa membuka mata kita setelah tertidur mati sementara. Karena kita masih bisa melihat senyuman manis ibunda kita dan mencium punggung tangannya sebelum kita berangkat menuntut ilmu, karena kita masih diberikan oksigen sehingga kita tetap hidup menjalani rutinitas seperti biasanya. Sungguh seluruh skema kehidupan kita selalu ada  bagian yang menjadi alasan kita berucap syukur padaNya.
Ya, memang manusia tempatnya lalai dan terlupa. Saat sakit dan derita itu datang pun kita masih mengeluh. Padahal Dia mengirimkannya kepada kita agar kita dapat bersyukur dan mengambil pelajaran.

Sakit merupakan pertanda bahwa tubuh kita sedang meminta haknya untuk diistirahatkan. Memang terkadang kita tak adil terhadap diri kita sendiri. Lupa sarapan, tak sempat makan siang. Itupun makan nasi, kalau makan buah ? apalagi..
Tubuh dituntut melakukan banyak aktifitas sedangkan asupan yang ia terima kosong, alhasil ia mengolah sumber energi apa adanya. Dan bisa dipastikan daya tahan tubuh yang kita miliki tak sekuat orang yang pagi hari selalu menyempatkan diri mengisi energinya dalam bentuk sarapan. Sarapan itu penting ukhti.. mau tau keutamaan sarapan?
Yuk kita simak baik-baik..

Manfaat dari sarapan, antara lain : 
1. Memberikan energi lebih
Tubuh memerlukan energi yang cukup untuk menjalankan aktivitas di pagi hari dan energi tersebut dapat diperoleh dari sarapan pagi. Hal ini membuat tubuh tetap fit dan tidak cepat lelah.
2. Menyegarkan otak
Otak juga mendapatkan nutrisi dari sarapan sehingga otak dapat berpikir lebih baik dan cepat. Selain itu sarapan pagi juga meningkatkan konsentrasi.
3. Mencegah penyakit Maag
Sarapan pagi membuat lambung terisi makanan sehingga dapat menetralisir asam lambung. Lambung yang terlalu lama kosong dapat mengakibatkan rasa perih di lambung dan berakibat sakit maag.
4. Membantu perkembangan anak
Bagi seusia anak sekolah, konsentrasi belajar, kemampuan berpikir, daya ingat, akan meningkat jika sudah mengonsumsi sarapan. Anak pun jadi lebih mudah menyerap pelajaran yang didapatnya dan kebutuhan nutrisi untuk perkembangan anak turut terpenuhi.
5. Menyehatkan tubuh
Sarapan pagi membuat tubuh terhindar dari kolestrol. Hal ini dikarenakan sarapan mampu mendorong metabolisme sehingga produksi enzim yang meningkatkan kolestrol berkurang. Selain itu, sarapan secara rutin juga bisa mengecilkan lingkar pinggang hingga 5cm. Satu hal yang perlu diperhatikan, porsi sarapan hendaknya tidak terlalu banyak, karena dapat mengganggu aktivitas.
6. Menghindari makan tak terkontrol
Sarapan pagi menghindarkan kita dari rasa lapar berlebih. Jika tidak sarapan, yang terjadi adalah rasa lapar mengakibatkan porsi makan siang menadi lebih banyak dan mengonsumsi banyak cemilan. Dari camilan-camilan inilah dapat menyebabkan kegemukan.

Nah loh.. penting banget kan ukhti nilai dari sebuah sarapan..
Yuk mulai dibiasakan, Meski sedikit setidaknya perut ngga kosong saat kita akan mamulai aktifitas.
Tubuh kita juga memiliki hak atas dirinya. Sarapan dan pola makan yang teratur, olahraga minimal 30 menit sehari dan istirahat yang berkualitas. Pola hidup yang baik juga bisa memperpanjang usia tubuh lo.. jangan sampe umur masih 20an tapi kualitas badan 30an..
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun masing-masing ada kebaikan. Semangatlah meraih apa yang manfaat untukmu dan mohonlah pertolongan kepada Allah, dan jangan bersikap lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah janganlah mengatakan, "Seandainya aku berbuat begini dan begitu, niscaya hasilnya akan lain." Akan tetapi katakanlah, "Allah telah mentakdirkannya, dan apa yang Dia kehendaki Dia Perbuat." Sebab, mengandai-andai itu membuka pintu setan." (HR. Muslim)

Maksud mukmin kuat dalam hadits di atas adalah kuat imannya, bukan semata kuat fisik atau materi. Karena kuatnya fisik dan materi akan membahayakan diri jika digunakan untuk kemaksiatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Yang paling utama adalah kuatnya iman, lalu diimbangi dengan kuatnya fisik dan materi. Karena secara tidak langsung ketiganya memiliki kaitan yang erat.
Yuks, selagi bisa sekarang kita lakukan, mau tunggu apa lagi ?
Selamat mencoba..

Syafakillah untuk yang sedang di uji. Sungguh sakitmu adalah penggugur dosamu karena keikhlasanmu.. :)

Thursday, October 16, 2014

Dear dinda..

Dear dinda..
Teruslah berlari,
Meski sesekali harus berjalan dan merangkak,
Kau selalu tau dimana dan kapan harus memulainya lagi..

Dear dinda..
Tanganku memang tak lagi mampu merangkulmu,
Tapi dengan do’a dan penjagaan terbaikNya, cukuplah bagiku..
Bermimpilah, beranganlah, berharaplah..
Untukmu dan orang-orang yang bahagia karenamu
Jangan kau berhenti berharap untuk itu
Karena kaupun tau Dia sesuai prasangka hambaNya

Dear dinda..
Menangislah jika itu tak lagi mampu kau bendung..
Selalu ada lantai untuk bersujud..
Mengadulah,
Berharaplah hanya padaNya,
Bertindaklah hanya karenaNya..
Karena hanya Dia yang tak pernah sekalipun kecewakan kita,
Pahit, manis, tawa, canda, bahagia, tangis dan derita,
Kau tau itulah bukti cintaNya kepada kita..
Pun jika diterpa cobaan yang sama, Ia ingin kita menjadi kuat dan semakin kuat..

Dear dinda..
Lantas apa balasan kita atas cintaNya itu ?
CintaNya yang Hakiki..
Cinta diatas segala Cinta..
Subhanallah wabihamdi,
Subhanallahiladzim.. :’)

Agar kita selalu ingat, teruntuk dirimu yang namanya terlantun dalam do’a..
Sepucuk surat untuk dinda disana :)

Wednesday, October 15, 2014

Iman : jagalah aku..


Iman adalah mutiara didalam hati manusia

Yang meyakini Allah Maha Esa Maha Kuasa

Ia tak dapat diwarisi dari seorang ayah yang bertaqwa

Ia tak dapat dijual beli

Ia tiada di tepian pantai

Walau apapun caranya jua

Engkau mendaki gunung yang tinggi

Engkau merentas lautan api

Namun tak dapat jua dimiliki, jika tidak kembali pada Allah

-Raihan



Iman adalah mutiara yang ada didalam hati makhluk terbaik ciptaan Allah, manusia. Ia dapat pudar dapat pula berbinar dengan cantiknya. Semakin sering kita mengulasnya maka ia akan semakin bening, dan semakin kita mengabaikannya maka ia kan semakin mengusam. Keimanan seseorang hanya Allah yang dapat mengukurnya. Sungguh tiada satupun makhluk ciptaanNya yang dapat tau dan menilai dengan akurat kadar keimanan seorang manusia. Kita mungkin terlalu sering menilai seseorang dari tampaknya saja, kita menilainya dari ketampakannya di siang hari, tapi taukah kita apa yang dilakukannya dimalam hari ? apa yang dilakukannya saat kita tengah tertidur pulas? ya, sombong sekali kita jika kita mendahuluiNya dengan menilai seseorang dari yang tampak didepan mata kita.


Bagai ombak dilautan, keimanan seseorang pun ada pasang dan surutnya. Lantas bagaimana cara agar kadar keimanan kita selalu dalam keadaan terbaiknya ?


Yang pertama adalah kita memiliki sahabat atau teman yang baik yang senantiasa meningatkan kita saat kita mulai keluar dari jalurNya. Dengan pemahaman yang baik darinya terhadap diri kita, tentu dia akan mengingatkan kita dengan cara yang tak membuat kita menjauhinya.


Dalam sebuah hadits Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan tentang peran dan dampak seorang teman dalam sabda beliau : “Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)


Itulah mengapa ada pepatah berkata bahwa kita boleh berteman dengan siapa saja, tapi kita tak boleh salah dalam memilih sahabat. Karena sahabat kita adalah gambaran diri kita, cerminan diri kita, seperti apa ketampakan kita dapat dilihat dari seperti apa ketampakan sahabat kita


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan teman sebagai patokan terhadap baik dan buruknya agama seseorang. Oleh sebab itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada kita agar memilih teman dalam bergaul. Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927)


Maka kita wajib hukumnya untuk selektif dalam hal memilih siapa yang akan kita jadikan sahabat. Sahabat yang bukan sekedar mau bersenang-senang saja, tapi sahabat yang juga memikirkan nasib kita dihadapanNya kelak.


Yang kedua adalah berada dalam lingkungan yang baik. Dengan kita ada didalam lingkungan yang baik tentu kita akan dengan mudahnya kembali ke keadaan semula, minimal kita tidak semakin jauh dalam hal futur kita. Oleh sebab itu, selain kita harus berhati-hati dalam memilih sahabat, kita harus berhati-hati pula dalam memilih suatu lingkungan. Ya memang ada beberapa lingkungan yang kita terpaksa berada didalamnya, atau dalam kata lain lingkungan tersebut adalah zona tidak aman bagi diri kita. Tapi harus kita ingat kembali sebuah hadist yang menyatakan bahwa Allah bersama hambaNya yang mengingatNya.


Yang ketiga adalah senantiasa mengingat Allah. Jadi, dengan senantiasa mengingat Allah, baik dalam keadaan iman terbaik kita maupun serendah-rendahnya keimanan kita, baik dalam zona kenyamanan kita maupun zona diluar kenyamanan kita, hanya dengan mengingat Allah saja kita sudah dengan sendirinya membuka jalan kembali ke rengkuhan kasih sayang dan cintaNya.. :)


Tidak berzikir akan mengakibatkan seseorang jadi orang yang rugi :

“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” [QS Al Munaafiquun 63:9]

  
Allah mengingat orang yang mengingatNya :
“Karena itu, ingatlah Aku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” [Al Baqarah:152]



Orang yang beriman selalu ingat kepada Allah dalam berbagai keadaan :

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” [QS Ali 'Imran 3:190-191]

Dengan berzikir hati menjadi tenteram.



“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” [QS 13:28]



Saat berada dalam iman tertinggi ingatlah Allah.. pun dalam keadaan terburuknya iman, berusahalah menghadirkanNya dalam hati kita, karena sesungguhnya Allah itu dekat, sangat dekat :)

Subhanallah… Allah itu Maha Baik ya :)


Untuk dapat bertahan dengan kadar keimanan terbaik dalam lingkungan yang terburuk tentu memerlukan bekal diri yang cukup. Misalnya kita hendak berdakwah keluar zona nyaman kita, kita harus secara mandiri membekali diri, baik dari segi ilmu yang kita miliki maupun dari segi strategi dakwah itu sendiri. Pun kita juga harus berhati-hati, jangan sampai niatan awal kita mewarnai tapi karena bekal amunisi yang kurang dan persiapan diri yang tidak matang justru membuat kita terwarnai. Semua kembali kepada niatan awal kita, innamal a’malu bin niat..

Niatkan semuanya hanya karena dan untuk Allah Azza wa Jalla..


Selamat berjuang meningkatkan kadar keimanan dan istiqomah dalam keadaan terbaik iman.. karena kita tak tau kapan saat terakhir kita didunia. Persiapkan keadaan terbaik untuk menghadapNya :)

Don’t worry, Allah maha Melihat.. Ia tahu siapa saja hambaNya yang bersungguh-sungguh kembali kepadaNya..



Selamat berjuang para mujahid mujahaddah kecintaan Allah :)

Hammasah!

Thursday, October 2, 2014

Sang Nabi

Nabi besar Muhammad SAW, Rasulullah SAW, habibullah. Manusia terpilih oleh Allah. Siapa yang tak kenal beliau? siapa yang tak mengidolakan beliau? Pada postingan kali ini saya akan mengutip kisah tentang perjalanan hidup Manusia Mulia ini. Semoga bermanfaat J

Betapa sejak beliau masih bayi sampai menjelang dewasa, hidupnya penuh dengan hikmah dan pencapaian luar biasa. Kita akan terperangah mengetahui betapa Allah SWT menyiapkan dengan sempurna tahapan-tahapan kehidupannya yang begitu memikat, sebagai persiapan beliau sebelum diangkat menjadi utusan dan pemimpin ummat.

Namanya Muhammad bin Abdullah. Ia adalah keturunan Ismail bin Ibrahim, dua utusan Allah yang membangun tempat suci di Makkah, Ka’bah. Ibunya bernama Aminah binti Wahab. Beliau adalah jawaban atas do’a Nabi Ibrahim  yang berharap agar keturunannya juga diutus sebagai nabi dan rasul.

Sewaktu masih di dalam kandung, beliau sudah ditinggal wafat oleh ayahnya. Tak lama setelah lahir ke dunia, beliau dititipkan kepada Halimah As-Sa’diyah, seorang wanita pedalaman, untuk disusui. Sudah menjadi tradisi di kalangan masyarakat Arab saat itu menitipkan anak mereka kepada para pengasuh yang berasal dari pedalaman. Tujuannya adalah untuk mendekatkan mereka dengan alam dan untuk memperkenalkan budaya masyarakat Arab yang murni, terutama dalam hal bahasa, sejak mereka berusia dini.

Saat berusia empat tahun, saat belum mengerti banyak tentang kehidupan, ia dihampiri dua malaikat yang berniat untuk membersihkan hatinya. Saat itulah terjadi peristiwa besar dalam hidupnya. Dua malaikat itu membelah dada Muhammad kecil dan mencuci hatinya. Peristiwa itu merupakan pengalaman spiritual yang sangat berarti pada masa awal-awal kehidupan Muhammad. Mendengar laporan anak susuannya yang lain tentang peristiwa tersebut, halimah cemas dengan keselamatan Muhammad dan mengembalikannya kepada ibunya.

Saat berusia enam tahun, tak lama setelah beliau kembali berkumpul dengan keluarganya, ibunda Muhammad meninggal. Beliau kemudian diasuh oleh sang kakek, Abdul Muthallib. Abdul Muthallib sangat menyayangi Muhammad kecil. Beliau adalah satu-satunya cucu yang diizinkan sang kakek untuk duduk diatas karpet kehormatannya di dekat Ka’bah.

“Biarkan ia duduk diatas karpet itu. Demi Allah, anakku ini akan mengukir sejarah.”

Malang tak dapat dihindari. Di usianya yang baru menginjak delapan tahun, Abdul Muthallib meninggal. Abu Thalib, paman beliau dari pihak ayah, kemudian mengambil alih peran untuk mengasuh beliau. Seperti halnya nabi-nabi yang lain, di usia ini, beliau sudah dipercaya masyarakat sekitarnya untuk menggembala kambing. Salah satu majikan beliau adalah Ibnu Abi Mu’ith, yang memberi imbalan untuk beliau segenggam kurma atas jasanya menggembalakan kambing-kambingnya. Lembah dan gunung-gunung batu disekitar Makkah adalah saksi ketelatenan dan kesabaran serta kasih sayang beliau kepada binatang-binatang ternak yang beliau gembalakan. Beliau perhatikan mana diantara kambing-kambing itu yang sakit, tidak mau makan, atau tertinggal dari kawanannya.

Pada saat berusia 12 tahun, beliau membantu pamannya berniaga ke Suriah. Bersama kafilah dagang yang membawa barang-barang berharga dari Makkah, beliau merasakan pengalaman yang baru kali itu beliau alami. Kasih sayang dan rasa empatinya yang besar yang mendorong beliau untuk berani mengambil resiko menempuh perjalanan yang jauh itu demi membantu kondisi ekonomi pamannya yang miskin. Dalam kurun 13 tahun sejak pengalaman pertama itu, beliau telah melakukan 18 kali perjalanan ke luar negeri dan membawa keuntungan yang luar biasa besar.

Usia 15 tahun adalah saat pertama kali beliau mengikuti peperangan membela sukunya. Perang itu dikenal dengan perang Fijjar, yang berlangsung sekita  lima tahun. Pengalaman mengikuti peperangan tersebut memberikan kesan yang amat kuat bagi Muhammad. Takdirnya sebagai salah satu anggota salah satu suku Arab membuatnya sadar terhadap segala ancaman yang mungkin membahayakannya. Keikutsertaannya dalam perang itu membuat mental dan keberanian Muhammad semakin terasah.

Pengalaman lain yang tak kalah mengesankan terjadi saat beliau berusia 20 tahun. Untuk menghindari pertumpahan darah antara suku-suku Arab di Makkah, para pemuka suku-suku itu sepakat membuat perjanjian. Beliau adalah salah satu orang yang terlibat dalam pembuatan perjanjian itu, yang kemudian dikenal denga perjanjian Hiful Fudhul. Ini adalah pengalaman diplomatik yang luar biasa pada masa itu bagi pemuda seusia Muhammad. Usianya memang masih muda, namun ia sudah terkenal karena keluhuran sikap dan kecerdasannya.

Lima tahun kemudian, berbekal pengalaman berdagangnya di Suriah dan daerah-daerah lain disekitarnya, Muhammad dipercaya untuk menjalankan perusahaan dagang multinasional milik Khadijah binti Khuwailid, seorang janda kaya raya yang sangat disegani. Khadijah tidak salah orang. Di tangan Muhammad sayap bisnisnya semakin melebar dan keuntungan yang diperoleh juga semakin besar.

Hubungan antara Khadijah dan Muhammad berlangsung baik. Dan, hubungan itu tidak terhenti sekedar hubungan profesional. Kejujuran yang jarang ditemui Khadijah dikalangan bangsa Arab saat itu, keuletan berbisnis yang sangat matang, nasab yang sangat mulia baik dari pihak ayah maupun ibu, ditambah ketampanan dan kharisma yang tiada banding ada di dalam diri Muhammad. Khadijah pun tak dapat memungkiri bisikan hatinya. Ia jatuh hati kepada pekerjanya itu. Ia pun memutuskan untuk melamar Muhammad.

Muhammad hidup bahagia bersama Khadijah dan anak-anaknya. Selain dikenal baik, ia juga dipercaya masyarakatnya untuk memutuskan berbagai masalah. Pengaruhnya semakin meluas mengingat ia berasal dari keluarga terpandang dan berpengalaman dalam menangani permasalahan kaumnya. Wanita, harta dan tahta kini ada di geggamannya. Namun, semua itu tidak melunturkan budi pekertinya. Ia tak menikah lagi, sesuatu yang biasa dilakukan dalam budaya Arab saat itu, dan beliau tetap hidup sederhana.

Mendekati usia 40 tahun, beliau sering pergi ke gua yang ada di gunung-gunung batu di sekitar Makkah. Di tempat sepi itu beliau memandang kotanya dari kejauhan, merenungkan masyarakatnya yang semakin lama semakin lupa dengan sang Penguasa semesta. Puncaknya terjadi saat beliau genap berusia 40 tahun. Saat itu, masyarakat Arab sudah sering mendengar tentang Jibril, sesosok makhluk ghaib yang menemui manusia-manusia untu menyampaikan firman Tuhan. Tapi, Muhammad tak pernah menyangka bahwa dirinya adalah salah satu dari manusia-manusia pilihan itu dan beliaulah sebagai manusia terakhir yang menerima pesan-pesan suci itu.

“bacalah!” ujar Jibril. Muhammad bingung, “Aku tak dapat membaca,” jawabnya.
“bacalah!” Jibril mengulangi perintahnya hingga dua kali. Muhammad pun hanya bisa mengulangi jawabannya.

“Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Dialah yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Mulia.” Jibril menyampaikan wahyu pertama untuk manusia pilihan itu. Sejak saat itulah, lelaki yang tak pernah mendapat sentuhan kasih sayang seorang ayah dan tak lama merasakan kehangatan cinta sang ibu itu diangkat sebagai rasul, sang penyampai kabar gembira dan pemberi peringatan.

Dialah Muhammad SAW, sang utusan Allah. Desah nafasnya adalah kasih sayang yang tak terhingga untuk kita. Denyut nadinya adalah harapan yang membuncah agar kita menapaki jalan yang telah ditunjukkannya. Sabdanya adalah cahaya yang menerang malam-malam kita. Akhlaknya adalah teladan yang mengantarkan kita menuju pintu kebahagiaan.
Tidakkah hatimu tergerak untuk mengikuti jalannya ?

Dikutip dari : Open Your Heart, Follow Your Prophet, karya @teladanrasul

Selamat Hari Batik Nasional :)