aku pohon
saat aku semakin lebat dan rimbun banyak orang kan berteduh padaku
pun saat hujan turun, beberapa masih setia berlindung padaku
meski saat semakin deras mereka lantas meninggalkanku
aku pohon
yang aku harus tau saat angin kencang menerpaku
saat hembusannya menggugurkan daun-daun kering ku
dan membuatnya terserak dibawahku
itu semua sudah menjadi takdirku
betapapun membahagiakannya
betapapun terlukanya
suratan itu adalah untukku
aku pohon
aku harus semakin kuat dan kokoh
betapapun panas dan dingin cuaca esok dan hari ini
semua ada ibroh dan manfaatnya
aku pohon
yang harus tetap teduh meski dedaunanku kian layu
yang harus tetap rimbun meski awan meninggalkanku
aku pohon
yang saat angin menghempas
membuat akarku semakin kuat menghujam tanah
meski ada saatnya aku menua dan rapuh
lalu dahan dan dedaunanku terserak di tanah
tak perlu kurisaukan, semua akan ada masanya
saat daun baru mulai memucuk dengan sisa tetes embun pagi tadi
berteman matahari, kunikmati pagi
berkawan rembulan kulalui malam
belajar banyak memberi betapapun sedikit yang kau terima
Translate
Monday, October 27, 2014
Friday, October 24, 2014
qowiyy ^O^9
Hey.. :)
Kita bisa menghargai orang lain tapi terkadang kita lupa
memberi penghargaan terhadap diri kita sendiri. Kita seringkali mengajak orang
lain untuk berbuat kebaikan tapi seringkali kita mendzalimi diri kita dengan
mengabaikan suara hati kita, kita seringkali memuji kelebihan yang orang lain
punya sedangkan mengabaikan apa yang telah Allah karuniakan kepada kita, kita
sering mengingatkan orang lain untuk melakukan kebaikan, mengingatkan untuk
rajin beribadah tapi lupa bahwa diri kita, ya diri kita sendiri punya hak yang
selayaknya ia peroleh dan kewajiban yang seharusnya ditunaikan.
Menghargai orang lain dengan tulus haruslah kita mulai
dengan menghargai diri kita sendiri. Setiap dari diri kita itu istimewa.
is-ti-me-wa.. kok gitu ?
Ya, manusia telah diciptakan Allah dalam bentuk terbaik dari
seluruh makhluk ciptaanNya. Ia memang tak setaat malaikat, namun ia menjadi
istimewa karena anugerah akal dan hati yang bisa digunakannya kapanpun dan
dimanapun. Sama halnya dengan manusia yang sempurna dan istimewa, kita para
wanita juga punya keistimewaannya sendiri. Hati-hati saat kita mulai menganggap
diri lemah, rendah dan kalah dari orang lain. Kenapa? karena disanalah mulai
tumbuh sifat tidak menghargai diri sendiri. Sedikit sedikit lama-lama menjadi
bukit.
Tapi sikap menghargai diri juga ndak boleh berlebihan. Ya,
semua ada takaran dan ukurannya, karena saat kita terlalu berlebihan maka akan
menumbuhkan sifat sombong dalam diri kita. Padahal, sifat sombong itu hanya
boleh dimiliki oleh Allah ta’ala, yess ? :)
Tubuh yang kita miliki ini juga titipan lo.. Allah
menitipkannya kepada kita dengan maksud dan harapan kita bisa menggunakannya
untuk mencari bekal didunia sebelum nantinya kita dipanggil untuk menghadapNya.
Lantas jika kita tak amanah terhadap diri kita, apa yang akan kita tunjukkan
dan banggakan dihadapan Allah kelak ?
So, from now stop thinking that yourself have no meaning..
STOPPED IT!
Kita diberi kelebihan dan kekurangan agar kita bisa
mensyukuri apa yang kita miliki. Sadari apa kekurangan kita, dan belajar
menghilangkannya dengan kelebihan yang kita miliki. Kenali dengan baik diri
kita sendiri sebelum kita mengenali orang lain. Penuhi haknya dan jalankan apa
yang menjadi kewajibannya. Hargai ia walau ia punya kekurangan, Allah kan telah
menitipkannya kepada kita dalam bentuk terbaik diantara seluruh ciptaanNya..
Qowiyy ukhti.. selalu ada lantai untuk bersujud..
Bersandarlah pada Sandaran yang selalu setia menanti kita
berkhalwat denganNya di sepertiga malam..
Bersandarlah pada Sandaran terkuat yang setia menanti kita
bersimpuh memohon ampunanNya..
Bersandarlah pada Sekuat-kuatNya sandaran, dan seberat
apapun angin yang menerpamu, yakinlah
angin itu akan membuat akarmu lebih kuat menghujam di tanah :)
Saturday, October 18, 2014
Now ukhti ! :D
Ingat lima perkara sebelum lima perkara,
Sihat sebelum sakit,
Tua sebelum muda,
Kaya sebelum miskin,
Lapang sebelum sempit,
Hidup sebelum mati..
Sudahkah kita bersyukur kepada Allah untuk hari ini ?
Karena kita masih bisa membuka
mata kita setelah tertidur mati sementara. Karena kita masih bisa melihat
senyuman manis ibunda kita dan mencium punggung tangannya sebelum kita berangkat
menuntut ilmu, karena kita masih diberikan oksigen sehingga kita tetap hidup
menjalani rutinitas seperti biasanya. Sungguh seluruh skema kehidupan kita selalu
ada bagian yang menjadi alasan kita berucap
syukur padaNya.
Ya, memang manusia tempatnya
lalai dan terlupa. Saat sakit dan derita itu datang pun kita masih mengeluh. Padahal
Dia mengirimkannya kepada kita agar kita dapat bersyukur dan mengambil
pelajaran.
Sakit merupakan pertanda bahwa
tubuh kita sedang meminta haknya untuk diistirahatkan. Memang terkadang kita
tak adil terhadap diri kita sendiri. Lupa sarapan, tak sempat makan siang. Itupun
makan nasi, kalau makan buah ? apalagi..
Tubuh dituntut melakukan banyak
aktifitas sedangkan asupan yang ia terima kosong, alhasil ia mengolah sumber
energi apa adanya. Dan bisa dipastikan daya tahan tubuh yang kita miliki tak
sekuat orang yang pagi hari selalu menyempatkan diri mengisi energinya dalam
bentuk sarapan. Sarapan itu penting ukhti.. mau tau keutamaan sarapan?
Yuk kita simak baik-baik..
Manfaat dari sarapan, antara lain :
1. Memberikan energi lebih
1. Memberikan energi lebih
Tubuh
memerlukan energi yang cukup untuk menjalankan aktivitas di pagi hari dan
energi tersebut dapat diperoleh dari sarapan pagi. Hal ini membuat tubuh tetap
fit dan tidak cepat lelah.
2. Menyegarkan otak
2. Menyegarkan otak
Otak juga
mendapatkan nutrisi dari sarapan sehingga otak dapat berpikir lebih baik dan
cepat. Selain itu sarapan pagi juga meningkatkan konsentrasi.
3. Mencegah penyakit Maag
3. Mencegah penyakit Maag
Sarapan pagi
membuat lambung terisi makanan sehingga dapat menetralisir asam lambung.
Lambung yang terlalu lama kosong dapat mengakibatkan rasa perih di lambung dan
berakibat sakit maag.
4. Membantu perkembangan anak
4. Membantu perkembangan anak
Bagi seusia
anak sekolah, konsentrasi belajar, kemampuan berpikir, daya ingat, akan
meningkat jika sudah mengonsumsi sarapan. Anak pun jadi lebih mudah menyerap
pelajaran yang didapatnya dan kebutuhan nutrisi untuk perkembangan anak turut
terpenuhi.
5. Menyehatkan tubuh
5. Menyehatkan tubuh
Sarapan pagi
membuat tubuh terhindar dari kolestrol. Hal ini dikarenakan sarapan mampu
mendorong metabolisme sehingga produksi enzim yang meningkatkan kolestrol
berkurang. Selain itu, sarapan secara rutin juga bisa mengecilkan lingkar
pinggang hingga 5cm. Satu hal yang perlu diperhatikan, porsi sarapan hendaknya
tidak terlalu banyak, karena dapat mengganggu aktivitas.
6. Menghindari makan tak terkontrol
6. Menghindari makan tak terkontrol
Sarapan pagi
menghindarkan kita dari rasa lapar berlebih. Jika tidak sarapan, yang terjadi
adalah rasa lapar mengakibatkan porsi makan siang menadi lebih banyak dan
mengonsumsi banyak cemilan. Dari camilan-camilan inilah dapat menyebabkan
kegemukan.
Nah loh.. penting banget kan ukhti nilai
dari sebuah sarapan..
Yuk mulai dibiasakan, Meski sedikit
setidaknya perut ngga kosong saat kita akan mamulai aktifitas.
Tubuh kita juga memiliki hak atas
dirinya. Sarapan dan pola makan yang teratur, olahraga minimal 30 menit sehari
dan istirahat yang berkualitas. Pola hidup yang baik juga bisa memperpanjang usia
tubuh lo.. jangan sampe umur masih 20an tapi kualitas badan 30an..
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu
'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Mukmin yang
kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun
masing-masing ada kebaikan. Semangatlah meraih apa yang manfaat untukmu dan
mohonlah pertolongan kepada Allah, dan jangan bersikap lemah. Jika engkau
tertimpa suatu musibah janganlah mengatakan, "Seandainya aku berbuat
begini dan begitu, niscaya hasilnya akan lain." Akan tetapi katakanlah,
"Allah telah mentakdirkannya, dan apa yang Dia kehendaki Dia Perbuat."
Sebab, mengandai-andai itu membuka pintu setan." (HR. Muslim)
Maksud mukmin kuat dalam hadits di atas adalah kuat imannya, bukan semata kuat fisik atau materi. Karena kuatnya fisik dan materi akan membahayakan diri jika digunakan untuk kemaksiatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Yang paling utama adalah kuatnya iman, lalu diimbangi dengan kuatnya fisik dan materi. Karena secara tidak langsung ketiganya memiliki kaitan yang erat.
Maksud mukmin kuat dalam hadits di atas adalah kuat imannya, bukan semata kuat fisik atau materi. Karena kuatnya fisik dan materi akan membahayakan diri jika digunakan untuk kemaksiatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Yang paling utama adalah kuatnya iman, lalu diimbangi dengan kuatnya fisik dan materi. Karena secara tidak langsung ketiganya memiliki kaitan yang erat.
Yuks, selagi bisa sekarang kita lakukan,
mau tunggu apa lagi ?
Selamat mencoba..
Syafakillah untuk yang sedang di uji. Sungguh sakitmu adalah
penggugur dosamu karena keikhlasanmu.. :)
Thursday, October 16, 2014
Dear dinda..
Dear dinda..
Teruslah berlari,
Meski sesekali harus berjalan dan merangkak,
Kau selalu tau dimana dan kapan harus memulainya lagi..
Dear dinda..
Tanganku memang tak lagi mampu merangkulmu,
Tapi dengan do’a dan penjagaan terbaikNya, cukuplah bagiku..
Bermimpilah, beranganlah, berharaplah..
Untukmu dan orang-orang yang bahagia karenamu
Jangan kau berhenti berharap untuk itu
Karena kaupun tau Dia sesuai prasangka hambaNya
Dear dinda..
Menangislah jika itu tak lagi mampu kau bendung..
Selalu ada lantai untuk bersujud..
Mengadulah,
Berharaplah hanya padaNya,
Bertindaklah hanya karenaNya..
Karena hanya Dia yang tak pernah sekalipun kecewakan kita,
Pahit, manis, tawa, canda, bahagia, tangis dan derita,
Kau tau itulah bukti cintaNya kepada kita..
Pun jika diterpa cobaan yang sama, Ia ingin kita menjadi
kuat dan semakin kuat..
Dear dinda..
Lantas apa balasan kita atas cintaNya itu ?
CintaNya yang Hakiki..
Cinta diatas segala Cinta..
Subhanallah wabihamdi,
Subhanallahiladzim.. :’)
Agar kita selalu ingat, teruntuk dirimu yang namanya terlantun
dalam do’a..
Sepucuk surat untuk dinda disana :)
Wednesday, October 15, 2014
Iman : jagalah aku..
Iman adalah mutiara didalam hati manusia
Yang meyakini Allah Maha Esa Maha Kuasa
Ia tak dapat diwarisi dari seorang ayah yang bertaqwa
Ia tak dapat dijual beli
Ia tiada di tepian pantai
Walau apapun caranya jua
Engkau mendaki gunung yang tinggi
Engkau merentas lautan api
Namun tak dapat jua dimiliki, jika tidak kembali pada Allah
-Raihan
Iman adalah mutiara yang ada didalam hati
makhluk terbaik ciptaan Allah, manusia. Ia dapat pudar dapat pula berbinar
dengan cantiknya. Semakin sering kita mengulasnya maka ia akan semakin bening,
dan semakin kita mengabaikannya maka ia kan semakin mengusam. Keimanan
seseorang hanya Allah yang dapat mengukurnya. Sungguh tiada satupun makhluk
ciptaanNya yang dapat tau dan menilai dengan akurat kadar keimanan seorang
manusia. Kita mungkin terlalu sering menilai seseorang dari tampaknya saja,
kita menilainya dari ketampakannya di siang hari, tapi taukah kita apa yang
dilakukannya dimalam hari ? apa yang dilakukannya saat kita tengah tertidur
pulas? ya, sombong sekali kita jika kita mendahuluiNya dengan menilai seseorang
dari yang tampak didepan mata kita.
Bagai ombak dilautan, keimanan seseorang
pun ada pasang dan surutnya. Lantas bagaimana cara agar kadar keimanan kita
selalu dalam keadaan terbaiknya ?
Yang pertama adalah kita memiliki sahabat
atau teman yang baik yang senantiasa meningatkan kita saat kita mulai keluar
dari jalurNya. Dengan pemahaman yang baik darinya terhadap diri kita, tentu dia
akan mengingatkan kita dengan cara yang tak membuat kita menjauhinya.
Dalam
sebuah hadits Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan tentang
peran dan dampak seorang teman dalam sabda beliau : “Permisalan
teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan
seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi,
atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap
mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan
apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau
asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
Itulah mengapa ada pepatah berkata bahwa kita boleh berteman dengan
siapa saja, tapi kita tak boleh salah dalam memilih sahabat. Karena sahabat
kita adalah gambaran diri kita, cerminan diri kita, seperti apa ketampakan kita
dapat dilihat dari seperti apa ketampakan sahabat kita
Rasulullah
shallallahu
‘alaihi wa sallam menjadikan teman sebagai patokan terhadap baik
dan buruknya agama seseorang. Oleh sebab itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam memerintahkan kepada kita agar memilih teman dalam bergaul. Dalam sebuah
hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Agama
Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah
yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi,
dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927)
Maka kita wajib hukumnya untuk selektif dalam hal memilih siapa yang
akan kita jadikan sahabat. Sahabat yang bukan sekedar mau bersenang-senang
saja, tapi sahabat yang juga memikirkan nasib kita dihadapanNya kelak.
Yang kedua adalah berada dalam lingkungan
yang baik. Dengan kita ada didalam lingkungan yang baik tentu kita akan dengan
mudahnya kembali ke keadaan semula, minimal kita tidak semakin jauh dalam hal
futur kita. Oleh sebab itu, selain kita harus berhati-hati dalam memilih
sahabat, kita harus berhati-hati pula dalam memilih suatu lingkungan. Ya memang
ada beberapa lingkungan yang kita terpaksa berada didalamnya, atau dalam kata
lain lingkungan tersebut adalah zona tidak aman bagi diri kita. Tapi harus kita
ingat kembali sebuah hadist yang menyatakan bahwa Allah bersama hambaNya yang
mengingatNya.
Yang ketiga adalah senantiasa mengingat
Allah. Jadi, dengan senantiasa mengingat Allah, baik dalam keadaan iman terbaik
kita maupun serendah-rendahnya keimanan kita, baik dalam zona kenyamanan kita
maupun zona diluar kenyamanan kita, hanya dengan mengingat Allah saja kita
sudah dengan sendirinya membuka jalan kembali ke rengkuhan kasih sayang dan
cintaNya.. :)
Tidak
berzikir akan mengakibatkan seseorang jadi orang yang rugi :
“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan
anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat
demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” [QS Al Munaafiquun 63:9]
Allah
mengingat orang yang mengingatNya :
“Karena itu, ingatlah Aku, niscaya Aku ingat (pula)
kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari
(nikmat)-Ku.” [Al Baqarah:152]
Orang
yang beriman selalu ingat kepada Allah dalam berbagai keadaan :
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan
silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk
atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan
bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan
sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” [QS Ali
'Imran 3:190-191]
Dengan
berzikir hati menjadi tenteram.
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati
Allah-lah hati menjadi tenteram.” [QS 13:28]
Saat berada dalam iman tertinggi ingatlah Allah.. pun dalam keadaan
terburuknya iman, berusahalah menghadirkanNya dalam hati kita, karena
sesungguhnya Allah itu dekat, sangat dekat :)
Subhanallah… Allah itu Maha Baik ya :)
Untuk dapat bertahan dengan kadar keimanan
terbaik dalam lingkungan yang terburuk tentu memerlukan bekal diri yang cukup.
Misalnya kita hendak berdakwah keluar zona nyaman kita, kita harus secara
mandiri membekali diri, baik dari segi ilmu yang kita miliki maupun dari segi
strategi dakwah itu sendiri. Pun kita juga harus berhati-hati, jangan sampai
niatan awal kita mewarnai tapi karena bekal amunisi yang kurang dan persiapan
diri yang tidak matang justru membuat kita terwarnai. Semua kembali kepada
niatan awal kita, innamal a’malu bin niat..
Niatkan semuanya hanya karena dan untuk Allah Azza wa Jalla..
Selamat berjuang meningkatkan kadar keimanan dan istiqomah dalam
keadaan terbaik iman.. karena kita tak tau kapan saat terakhir kita didunia.
Persiapkan keadaan terbaik untuk menghadapNya :)
Don’t worry, Allah maha Melihat.. Ia tahu siapa saja hambaNya yang
bersungguh-sungguh kembali kepadaNya..
Selamat berjuang para mujahid mujahaddah kecintaan Allah :)
Hammasah!
Thursday, October 2, 2014
Sang Nabi
Nabi besar Muhammad SAW, Rasulullah SAW, habibullah. Manusia
terpilih oleh Allah. Siapa yang tak kenal beliau? siapa yang tak mengidolakan
beliau? Pada postingan kali ini saya akan mengutip kisah tentang perjalanan
hidup Manusia Mulia ini. Semoga bermanfaat J
Selamat Hari Batik Nasional :)
Betapa sejak beliau masih bayi sampai menjelang dewasa,
hidupnya penuh dengan hikmah dan pencapaian luar biasa. Kita akan terperangah
mengetahui betapa Allah SWT menyiapkan dengan sempurna tahapan-tahapan
kehidupannya yang begitu memikat, sebagai persiapan beliau sebelum diangkat
menjadi utusan dan pemimpin ummat.
Namanya Muhammad bin Abdullah. Ia adalah keturunan Ismail
bin Ibrahim, dua utusan Allah yang membangun tempat suci di Makkah, Ka’bah.
Ibunya bernama Aminah binti Wahab. Beliau adalah jawaban atas do’a Nabi
Ibrahim yang berharap agar keturunannya
juga diutus sebagai nabi dan rasul.
Sewaktu masih di dalam kandung, beliau sudah ditinggal wafat
oleh ayahnya. Tak lama setelah lahir ke dunia, beliau dititipkan kepada Halimah
As-Sa’diyah, seorang wanita pedalaman, untuk disusui. Sudah menjadi tradisi di
kalangan masyarakat Arab saat itu menitipkan anak mereka kepada para pengasuh
yang berasal dari pedalaman. Tujuannya adalah untuk mendekatkan mereka dengan
alam dan untuk memperkenalkan budaya masyarakat Arab yang murni, terutama dalam
hal bahasa, sejak mereka berusia dini.
Saat berusia empat tahun, saat belum mengerti banyak tentang
kehidupan, ia dihampiri dua malaikat yang berniat untuk membersihkan hatinya.
Saat itulah terjadi peristiwa besar dalam hidupnya. Dua malaikat itu membelah
dada Muhammad kecil dan mencuci hatinya. Peristiwa itu merupakan pengalaman
spiritual yang sangat berarti pada masa awal-awal kehidupan Muhammad. Mendengar
laporan anak susuannya yang lain tentang peristiwa tersebut, halimah cemas
dengan keselamatan Muhammad dan mengembalikannya kepada ibunya.
Saat berusia enam tahun, tak lama setelah beliau kembali
berkumpul dengan keluarganya, ibunda Muhammad meninggal. Beliau kemudian diasuh
oleh sang kakek, Abdul Muthallib. Abdul Muthallib sangat menyayangi Muhammad
kecil. Beliau adalah satu-satunya cucu yang diizinkan sang kakek untuk duduk
diatas karpet kehormatannya di dekat Ka’bah.
“Biarkan ia duduk diatas karpet itu. Demi Allah, anakku ini
akan mengukir sejarah.”
Malang tak dapat dihindari. Di usianya yang baru menginjak
delapan tahun, Abdul Muthallib meninggal. Abu Thalib, paman beliau dari pihak
ayah, kemudian mengambil alih peran untuk mengasuh beliau. Seperti halnya
nabi-nabi yang lain, di usia ini, beliau sudah dipercaya masyarakat sekitarnya
untuk menggembala kambing. Salah satu majikan beliau adalah Ibnu Abi Mu’ith,
yang memberi imbalan untuk beliau segenggam kurma atas jasanya menggembalakan
kambing-kambingnya. Lembah dan gunung-gunung batu disekitar Makkah adalah saksi
ketelatenan dan kesabaran serta kasih sayang beliau kepada binatang-binatang
ternak yang beliau gembalakan. Beliau perhatikan mana diantara kambing-kambing
itu yang sakit, tidak mau makan, atau tertinggal dari kawanannya.
Pada saat berusia 12 tahun, beliau membantu pamannya
berniaga ke Suriah. Bersama kafilah dagang yang membawa barang-barang berharga
dari Makkah, beliau merasakan pengalaman yang baru kali itu beliau alami. Kasih
sayang dan rasa empatinya yang besar yang mendorong beliau untuk berani mengambil
resiko menempuh perjalanan yang jauh itu demi membantu kondisi ekonomi pamannya
yang miskin. Dalam kurun 13 tahun sejak pengalaman pertama itu, beliau telah
melakukan 18 kali perjalanan ke luar negeri dan membawa keuntungan yang luar
biasa besar.
Usia 15 tahun adalah saat pertama kali beliau mengikuti
peperangan membela sukunya. Perang itu dikenal dengan perang Fijjar, yang
berlangsung sekita lima tahun.
Pengalaman mengikuti peperangan tersebut memberikan kesan yang amat kuat bagi
Muhammad. Takdirnya sebagai salah satu anggota salah satu suku Arab membuatnya
sadar terhadap segala ancaman yang mungkin membahayakannya. Keikutsertaannya
dalam perang itu membuat mental dan keberanian Muhammad semakin terasah.
Pengalaman lain yang tak kalah mengesankan terjadi saat
beliau berusia 20 tahun. Untuk menghindari pertumpahan darah antara suku-suku
Arab di Makkah, para pemuka suku-suku itu sepakat membuat perjanjian. Beliau
adalah salah satu orang yang terlibat dalam pembuatan perjanjian itu, yang
kemudian dikenal denga perjanjian Hiful Fudhul. Ini adalah pengalaman
diplomatik yang luar biasa pada masa itu bagi pemuda seusia Muhammad. Usianya
memang masih muda, namun ia sudah terkenal karena keluhuran sikap dan
kecerdasannya.
Lima tahun kemudian, berbekal pengalaman berdagangnya di
Suriah dan daerah-daerah lain disekitarnya, Muhammad dipercaya untuk
menjalankan perusahaan dagang multinasional milik Khadijah binti Khuwailid,
seorang janda kaya raya yang sangat disegani. Khadijah tidak salah orang. Di
tangan Muhammad sayap bisnisnya semakin melebar dan keuntungan yang diperoleh
juga semakin besar.
Hubungan antara Khadijah dan Muhammad berlangsung baik. Dan,
hubungan itu tidak terhenti sekedar hubungan profesional. Kejujuran yang jarang
ditemui Khadijah dikalangan bangsa Arab saat itu, keuletan berbisnis yang
sangat matang, nasab yang sangat mulia baik dari pihak ayah maupun ibu,
ditambah ketampanan dan kharisma yang tiada banding ada di dalam diri Muhammad.
Khadijah pun tak dapat memungkiri bisikan hatinya. Ia jatuh hati kepada
pekerjanya itu. Ia pun memutuskan untuk melamar Muhammad.
Muhammad hidup bahagia bersama Khadijah dan anak-anaknya. Selain
dikenal baik, ia juga dipercaya masyarakatnya untuk memutuskan berbagai
masalah. Pengaruhnya semakin meluas mengingat ia berasal dari keluarga
terpandang dan berpengalaman dalam menangani permasalahan kaumnya. Wanita,
harta dan tahta kini ada di geggamannya. Namun, semua itu tidak melunturkan
budi pekertinya. Ia tak menikah lagi, sesuatu yang biasa dilakukan dalam budaya
Arab saat itu, dan beliau tetap hidup sederhana.
Mendekati usia 40 tahun, beliau sering pergi ke gua yang ada
di gunung-gunung batu di sekitar Makkah. Di tempat sepi itu beliau memandang
kotanya dari kejauhan, merenungkan masyarakatnya yang semakin lama semakin lupa
dengan sang Penguasa semesta. Puncaknya terjadi saat beliau genap berusia 40
tahun. Saat itu, masyarakat Arab sudah sering mendengar tentang Jibril, sesosok
makhluk ghaib yang menemui manusia-manusia untu menyampaikan firman Tuhan. Tapi,
Muhammad tak pernah menyangka bahwa dirinya adalah salah satu dari
manusia-manusia pilihan itu dan beliaulah sebagai manusia terakhir yang
menerima pesan-pesan suci itu.
“bacalah!” ujar Jibril. Muhammad bingung, “Aku tak dapat
membaca,” jawabnya.
“bacalah!” Jibril mengulangi perintahnya hingga dua kali. Muhammad
pun hanya bisa mengulangi jawabannya.
“Bacalah dengan nama
Tuhanmu yang telah menciptakan. Dialah yang menciptakan manusia dari segumpal
darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Mulia.” Jibril menyampaikan wahyu
pertama untuk manusia pilihan itu. Sejak saat itulah, lelaki yang tak pernah
mendapat sentuhan kasih sayang seorang ayah dan tak lama merasakan kehangatan
cinta sang ibu itu diangkat sebagai rasul, sang penyampai kabar gembira dan
pemberi peringatan.
Dialah Muhammad SAW, sang utusan Allah. Desah nafasnya
adalah kasih sayang yang tak terhingga untuk kita. Denyut nadinya adalah
harapan yang membuncah agar kita menapaki jalan yang telah ditunjukkannya. Sabdanya
adalah cahaya yang menerang malam-malam kita. Akhlaknya adalah teladan yang
mengantarkan kita menuju pintu kebahagiaan.
Tidakkah hatimu tergerak untuk mengikuti jalannya ?
Dikutip dari : Open Your Heart, Follow Your Prophet, karya
@teladanrasul
Subscribe to:
Posts (Atom)