بسم الله الرحمن الرحيم
Cinta adalah fitrah dar
i Sang Maha Cinta. Sekeras apapun hati manusia, mereka pasti memilikinya. Ia datang dengan tiba-tiba, tak terduga dan dengan cara rahasianya ia mampu menggetarkan hati kita kapanpun dan dimanapun. Bahkan tanpa kita sadari, ia mampu membutakan hati kita dan menjadikan perannya amat kuat dalam kehidupan kita.
cinta tak membutuhkan alasan, karena jika cinta membutuhkan alasan maka saat alasan itu hilang, cintapun akan hilang bersamanya - refrain
Kutipan diatas benar adanya.
Cinta memang tak membutuhkan alasan. namun
cinta berdiri tegak sebagai sebuah alasan. Cinta kepada Allah, cinta kepada orang tua, cinta kepada saudara, dan cinta kepada hal lainnya. Terkadang
Cinta tak bisa dengan mudah deskripsikan karena makna cinta begitu dalam dan sukar diwakilkan oleh kata-kata. Ia berdiri tegak sebagai suatu alasan yang membuat kita rela melakukan apapun demi meraih
cinta.
Seringkali kita menuntut banyak hal kepada
cinta. Namun sudahkan kita memantaskan diri untuk memiliki dan merasakan
cinta ? Pengorbanan apa yang telah kita lakukan yang membuat kita dengan lancangnya meminta
cinta datang dalam kehidupan kita ? Tidakkah kita sadar ? Betapa banyaknya
cinta yang kita terima tanpa perlu kita memintanya. Bahkan sebelum ruh kita ditiupkan, Sang Maha Cinta telah melimpahkannya kepada kita. Yang jumlahnya tak bisa kita bayangkan.
Cinta kepadaNya adalah sebenar-benarnya
cinta.
Cinta kepadaNya adalah sebuah landasan
cinta yang memperkuat
cinta kita kepada selain Dia. Ya memang
cinta membutuhkan pembuktian dan pengorbanan, maka jangan kita paksakan kehadirannya dalam hidup kita jika kita belum membuktikan dan mengorbankan apa yang kita miliki untuk mendapatkan
cinta.
{وَلَكِنَّ
اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْأِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ
وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ
هُمُ الرَّاشِدُونَ}
“Tetapi Allah menjadikan kamu sekalian (wahai para sahabat) cinta
kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah (seperti perhiasan) dalam
hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan
perbuatan maksiat. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang
lurus” (QS al-Hujuraat:7).