Translate

Friday, April 29, 2016

“Haruskah aku bersyukur dengan hidupku?”

Setiap manusia terlahir dalam keadaan yang sama, yakni suci tanpa dosa. Namun setiap manusia terlahir dalam keadaan yang berbeda pula. Mulai dari perbedaan fisik yang kasat mata, hingga perbedaan takdir yang diterima. Ada yang terlahir dari seorang ibu yang sempurna, hangat dan penuh cinta. Namun ada juga yang terlahir dari ibu yang tidak menginginkannya, hingga hidupnya harus dimulai dari titik awal dimana semua manusia tak pernah menginginkannya. Didalam keadaan terbuang dan tak diinginkan.

“Haruskah aku bersyukur dengan hidupku?”
“Betapa beruntungnya diriku, bagian yang mana dalam hidupku yang pantas tidak aku syukuri?”
“Aku sudah bersyukur namun tak juga kudapati kelimpahan dalam hidupku, begitu dan begitu saja..”

            Mungkin sebagian dari kita pernah atau sedang berada dalam satu diantara keadaan diatas. Keadaan dimana kita sendiri bertanya-tanya dengan keadaan yang kita miliki saat ini. mungkin hati kita sedang jauh dari-Nya saat ini. Hingga tak tampak dimata dan tak terbayang dibenak, bagian yang mana dari hidup kita yang pantas kita syukuri. Ataukah hati kita sedang dimabuk cinta kepada-Nya, sehingga setiap hembusan nafas yang terhirup terasa luar biasa dan amat berharga.

            Merasa ingin lebih dan lebih adalah salah satu sifat dasar manusia. Ingin lebih baik, ingin lebih kaya, ingin lebih cantik dan sebagainya. Saat kita sibuk berfikir dengan yang lebih dan lebih itulah yang pada akhirnya seringkali membuat kita terlupa pada bagian dari hidup kita yang seharusnya kita syukuri. Sehingga saat kita belum bisa sampai pada titik kelebihan yang kita inginkan seringkali ada rasa kecewa yang timbul. Dan kekecewaan yang tidak berbatas yang pada akhirnya membawa kita menjadi salah dan lupa. Lupa bahwa setiap dari usaha tidak pernah mengkhianati hasil. Dan ketika usaha yang kita lakukan tidak diniatkan untuk-Nya, maka bisa jadi sampainya kita pada tujuan kita tidak membawa keberkahan didalam kehidupan kita. Dan berakhir dengan tidak mensyukuri tiap detik yang telah kita lewati sebelumnya.

Saat waktu kita disibukkan dalam beramal kebaikan, sungguh waktu yang kita habiskan akan membawa keberkahan. Keberkahan yang Allah turunkan belum tentu dalam bentuk yang nyata dan terlihat oleh mata. Keberkahan yang utama adalah didalam waktu kita yang terbatas, kita bisa melakukan banyak hal yang bermanfaat. Sehingga waktu yang kita habiskan menjadi efektif dan efisien dalam hitungan-Nya.

إِنَّ رَحْمَتَ اللّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ
Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Q.s. Al-A’raf: 56)

Melihatlah keatas untuk menumbuhkan semangat dalam dirimu menjadi manusia yang lebih baik lagi. Menjadi lebih kaya untuk banyak memberi, dan menjadi lebih mulia untuk menolong sesama. Namun jangan terlupa untuk melihat kebawah juga. Menjadi lebih rendah hati untuk berbagi, dan menjadi lebih bijaksana untuk mensyukuri. ˘)

Setiap dari kisah hidup kita sudah dituliskan oleh-Nya. Baik-buruk nya semua berjalan sesuai dengan kehendak-Nya. Bukan dalam versi terbaik kita, namun sebaik-baik versi menurut penilaian-Nya. Karena hanya Dia-lah sebaik-baik penilai. Dan bersama keduanya (baik dan buruk) selalu ada hikmah yang ingin Allah sampaikan kepada kita. Saat apa yang kita inginkan belum kita dapatkan, bisa jadi itu bukanlah sesuatu yang baik bagi kita, pun sebaliknya, yang buruk menurut kita bisa jadi sesungguhnya itulah yang terbaik untuk kita. Dan saat Allah mengambil sesuatu yang menurut kita baik dan kita ikhlas melepaskannya, maka PASTI Dia akan menggantinya dengan yang lebih baik. Sekali lagi, baik menurut  versi-Nya bukan versi kita.. 

Yuk banyak-banyak bersyukur..
Karena dengan bersyukur maka Allah akan memberi kelimpahan berkah didalam hidup kita.. bukan hanya dalam segi kuantitas saja, namun kualitas juga.. (ɔ ˘˘)~♡ 
Allahummaamiin..
Sekian, semoga bermanfaat.. 

Hasbunallah wa ni'mal wakil.. ni'mal maula wa ni'ma nnashiir..