Translate

Sunday, December 28, 2014

Amanah

Semoga lisan ini tak berkelu untuk selalu mengucapnya,
rasa syukur kepada pemberi kenikmatan seluruh alam..
semoga kaki ini tak berhenti melangkah di jalan-Nya,
karena mau tidak mau suka tidak suka, kaki ini tak lagi punya pemilik yang sama..
semoga raga ini tak sedikitpun futur dari rahmat dan kasih sayang, juga cinta-Nya,
yang jika aku tanpa-Nya, sungguh tiada daya..

Rasanya masih belum bisa percaya, amanah itu kini ada dipundak ini. Entah ia termasuk pundak yang kuat ataukah lemah. Waktu terlalu cepat berlalu. Rasanya ingin protes saja, maunya apa. Kenapa ia dengan seenaknya mengubur memori manis yang masih segar dicecap, dan menumpuknya dengan lembaran kisah yang baru. Hey, ini berjalan atas satu komando. astaghfirullah..

"Allah tidak pernah salah memilih pundak dek.."
Masih terngiang jelas kalimat itu, yang dibisikkan pertama kali olehnya saat aku menghampiri dan memeluknya. Rasanya kaki lemas dan tak mampu berdiri. Tangis yang tertahan. Ya, masih belum  bisa percaya, bahwa amanah itu kini tlah beralih pundak. Banyak sedikitnya calon penerus estafet dakwah, terbina atau tidaknya mereka, kuantitas dibarengi kualitas, dll.
Yang terfikir pertama kali, untuk bisa selevel dengan beliau apa bisa ? selevel saja bisakah ? apalagi lebih, yakinkah bisa ?

Ragu.
Diam.
Lemas.
Masih belum percaya.

Dan ketika teringat firman Allah dalam QS. Al-Baqarah : 286

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".

Allah sesuai dengan prasangka hamba-Nya. Baik buruknya hasil itu urusan Dia. Yang Allah pinta, kita usahakan yang terbaik dari sebaik-baiknya usaha yang kita lakukan karena-Nya. Ini bukan lagi persoalan apa amanahnya dan siapa pemegangnya. Karena seberapapun besar amanah itu, atau sebaliknya ia akan menjadi pertanggungjawaban kelak dihadapan-Nya. Tak ada barang sebesar biji zarrah pun yang akan luput dari perhitungan-Nya. Ya ini adalah urusan kita dengan Allah. Allah ! maka masihkah kamu akan ragu, meninggalkan sisa ketidak percayaan dirimu kepada kemampuanmu ? Sudah difahami makna ayat diatas ? baca lagi, fahami lagi.

Dan ketika rerumputan yang tertiup angin itu bergoyang, iya ia akan lemas tertunduk namun ia akan bangkit tegak kembali.

Sejatinya amanah itu,
Bukan karena kamu mampu, bukan pula karena mereka merasa kamu mampu.
Bukan karena kamu tahu kapasitasmu, bukan pula karena mereka tahu kapasitasmu.
Amanah itu,
Kehendak Allah, Rencana-Nya atas kehidupanmu.
Percayalah,
Ada rencana terbaik yang sudah Allah persiapkan, sikapilah dengan ikhtiar terbaikmu, serta pertanggungjawaban terbaik yang bisa kau persiapkan.
Sekali lagi,
Ini bukan tentang kamu dan mereka, ini tentang kamu dan Dia.
Dan melangkahlah dengan percaya, bahwa bersama-Nya semua akan baik-baik saja.

-Scientia Afifah-

#semestamembina

2 comments:

  1. ukh ulya
    subhanallah,,,
    mintalah hati dilapangkan seluas samudera dan mntalah pundakk untuk slalu dikuatkan
    keep hamasahh ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. nggih.. amin allahummaamiin..
      mohon do'anya mba.. semoga bisa mempersembahkan yang terbaik..
      jazakillah bi khayr ^^

      Delete