Translate

Saturday, January 3, 2015

Hidup bersamanya atau didalamnya ? *mimpi

Mimpi..
ah, apalah arti mimpi tanpa ada usaha tuk meraihnya
kuingin hidup bersama mimpi,
berdampingan dengannya, bukan hidup didalamnya..
saat hati ragu terhadapnya, ia datang dan menghampiri
menawarkan diri, tuk saling melengkapi
lantas masihkah kau meragukan mimpi ?

Dulu.. iya dulu sekali.. sekitar 7,5 tahun yang lalu.
usiaku sekitar... sekianlah.. jamannya masih pake seragam putih biru.
Rutinitas di SMP ku dulu, masuk mata pelajaran jam 7 dan selesai jam 3 sore. Yes sekolahku model fullday and boarding school. Nama bekennya, Abu Bakar Junior High School B)
Jam 4 sore dilanjut ekstrakulikuler. Nah, hari favoritku adalah hari selasa dan jum'at. hm.. kenapa ya ?
yep, di kedua hari itu adalah jadwal ekstrakulikuler favoritku, karate :)
Masih terbayang jelas hingga saat ini. Masa-masanya ikutan temen. Masa-masanya ngga berpendirian, asal ngikut arus. Alhamdulillah arus yang paling kenceng di hilir kebaikan..
Dan pada ekskul yang satu inilah aku jatuh cinta tepat pada pandangan pertama..
awalnya sih karna banyak temen yang ikut, tapi seiring berjalannya waktu..
cinta itu menemukan jalan dan caranya sendiri..
secara perlahan dan pasti..
*tsaaaah

Masa SMP buatku adalah masa puncaknya prestasi. Banyak bidang yang aku ikuti dan alhamdulillah bisa berkontribusi maksimal disana. Iya, ini prosesku.. prosesku hingga bisa seperti ini sekarang.. seakarang..
Yang aktif di ekskul karate, ikut lomba sana sini. Baik yang kumite (fighter) atau yang kata (gerakan/jurus karate). Awalnya ragu-ragu dan takut, tapi semakin kesini semakin expert dan ketagihan. Yang aktif di pramuka SIT. Aktif di Tonti SMPIT Abu Bakar, jadi komandan pleton. Ikut gabung tim basket, latihan basket pas jam pelajaran kosong. Wih.. riweuh nya kalo ada jam kosong tu.. dan lain sebagainya.
Masa itu bener-bener masih membekas, ngga bisa dilupain.
alias ga mau ngelupain.. :')

And, give thank's to Allah.. berkat rahmat dan kasih-Nya sehingga Ia izinkan aku memiliki separuh kenangan itu. Disanalah aku berproses. Hingga aku menjadi aku yang sekarang. Setiap potongannya sungguh berharga. Pun itu manis ataukah pahit dirasa. Tapi sungguh tak sedikitpun menyesal karena pernah memilikinya..

Kecintaanku terhadap dunia bela diri yang satu ini tetep awet. Terpupuk dan tersemai dengan baik. Kuncupnya mulai merekah kala itu, dan endingnya kuncup itu semakin merekah dan berbuah kuncup baru. mungil dan siap dipupuki lagi..
Karate bagai nafas kehidupanku dulu.. Mayoritas waktu dihabiskan untuk sekolah dan latihan karate. Apalagi kalo ada event kejuaraan, hampir setiap sore hari latihan.

Dulu tu ya yang ikut ekskul karate bejibun orangnya. Dan ternyata hukum seleksi alam juga berlaku untuk ekskul satu ini. Para pejuang tangguh karateka mulai berguguran di medan tempur. Hingga sampe kelas 11 yang masih bertahan ada 3 srikandi karateka.
Masa SMA masih lanjut karate dong ya. But, satu teman seperjuangan harus terpisah oleh ruang karena dia pas itu udah beda sekolah. Dan ternyata dengan berbedanya tempat kami sekolah memberi efek yang cukup serius salah satunya intensitas latihan yang semakin berkurang. Dan lama kelamaan hilang kabar......
Ngga ada usaha yang sia-sia. Meski beberapa kali belum berhasil juara, tapi alhamdulillah pernah ngerasain pake medali perunggu, perak dan emas. :')
Perjuangannya ga gampang lo.. bahkan untuk bisa di sabuk coklat sekarang ini, perjuangannya ngga main-main. Ujian sabuk coklat aja dihadiahi push up, back up, dll 40 kali. ya itu belum seberapa, semakin tinggi tingkatan sabuknya memang punya tanggung jawab yang lebih besar. Dan alhamdulillah prestasi tertinggi yakni juara **** O2SN tigkat Kota Yogyakarta dan juara **** O2SN tingkat propinsi tahun 2012 :)
prestasi yang membanggakan, terlebih untuk diri sendiri dan orang tua..
tapi.... karena prestasi itulah yang membuatku melayangkan pertanyaan kepada diriku sendiri. "Dulu sampe kaya gitu lo, sekarang apa ?
 apa ?"

Hari berganti hari.. bulan berganti bulan.. dan tahun berganti tahun..
daun kering jatuh berguguran, tunas daun menghijau dan menghijau..
tumbuh menggantikan lahan kosong dibatang pohon..
Tak terasa waktu tlah habis memakan segalanya..
Dan pada akhirnya waktulah yang menjawab semuanya, dan yang benar-benar ia tinggalkan kini hanyalah kenangan saja..
Maaf sensei kami belum bisa berbuat banyak untuk saat ini.
Ilmu yang kami punya belum bisa kami bagi, seperti seharusnya.
Ikut membersamai adik-adik berlatih, seperti seharusnya.
Latihan pusat setiap rabu malam, seperti seharusnya.
Dan yang pasti, tetap berjuang untuk naik sabuk dan menurunkan kyu, seperti seharusnya.
Tapi kami belum bisa menjadi seperti seharusnya,
maafkan sensei..
Ilmu juga amanah kan ? amanah yang suatu saat nanti akan dimintai pertanggungjawaban dihadapan-Nya kelak..
justru karena itulah, gelisahlah hatimu saat ilmu yang kau punyai tak lagi berguna untuk dirimu dan orang lain disekitarmu. Saat dirimu tak gelisah terhadapnya barang semenitpun, pertanyakan kepada hatimu. Masihkah ilmu itu kau timba untuk-Nya saja ?

Semangat bushido yang tertanam sejak dulu masih tersusun rapi di loker hati. Satu dua lembar yang semakin habis terbaca. Berat hati meninggalkan dunia 'itu'. Masih berusaha mencari cara lain untuk dapat tetap hidup didalamnya.
Dan ilmu yang kupunya, tak lagi terasa percuma..
Rabbi.. semoga ilmu yang kupunya, kelak bisa kubanggakan dihadapan-Mu.. dan kelak mampu menjadi penolong bagi diriku saat Kau menimbang, pantaskah aku sebagai penghuni syurga-Mu....?

#hidup berdampingan bersama mimpi :)
#useless? you had a choice

No comments:

Post a Comment