Translate

Monday, March 9, 2015

Sibuk.. sibuuuk..



Untuk apa kau daki gunung tertinggi,
Kau sebrangi lautan samudera
Kau peluh berjalan
Kau letih berlari
Hingga habis segala yang kau punya
Dan kau lupa, kepada siapa kau kan kembali
-rumaisha nur ulya
Bismillah..

Sibuk.. sibuuuk..
Amanah bertebaran dimana-mana. Kuliah ada tugas yang harus dikelarin segera. Kerjaan rumah atau kos juga ngga boleh dilalaikan. Amalan yaumiyyah, wuss bukan lagi bahan pertanyaan. Pokok e semua berjalan mulus tanpa ngabisin fulus.. *eh

Subhanallah ya.. buat mereka yang benar-benar bisa membagi waktu dan menerapkan skala prioritasnya dengan ajib.. keren betul.. bener-bener udah khatam fiqh prioritas kayaknya :D
Siapa sih yang ndak mau begitu ? emang kita bisa ? eits.. siapa bilang kita ngga bisa ? pasti bisa.. tinggal mau belajar apa engga nih.. :D

Ya begitulah seharusnya pribadi seorang muslim. Ia bisa membagi waktunya dengan bijak. Ia meninggalkan apa yang sekiranya tidak bermanfaat baginya, dan menyibukkan dirinya dengan sesuatu yang berguna untuknya di dunia dan akhirat. Setiap muslim wajib hukumnya untuk bisa adil dalam mengatur waktu, untuk bisa tawazun dalam menghadapi hiruk pikuk kehidupan di dunia, dan menjadikan kesibukannya di dunia ini sebagai tiket pengantar ke syurga-Nya.. *tsaah

Nah, menjadi sangat jelas bukan bahwasannya manusia memiliki tanggung jawab yang besar terhadap waktu yang diberikan-Nya didunia. Ini ngga main-main lo.. karena apa yang kita lakukan didunia saat ini besar pengaruhnya terhadap nasib kita diakhirat nanti. Oleh sebab itu Allah berfirman dalam QS. Al-Ashr yang artinya :

1.       Demi masa
2.       Sesungguhnya manusia kerugian
3.       Kecuali orang-orang beriman yang beramal shalih, saling menasehati untuk kebenaran, dan saling menasehati untuk kesabaran.

Jadi sebenernya simple banget caranya buat kita kalo ngga mau menjadi seorang manusia yang merugi. Sangat jelas bahwasannya dengan menjadi orang beriman yang beramal shalih saling menasehati sesama dalam kebenarahn dan kesabaran. Memang dalam praktiknya itu ngga gampang ya, tapi kalau kita ngga mau mencoba mah sama aja.. ya ngga ?
Disebutkan pula dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda :

”Tidak bergeser kaki kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat, hingga ditanya tentang empat perkara, tentang umurnya untuk apa dihabiskan, ilmunya bagaimana dia amalkan, hartanya dari mana ia dapatkan dan untuk apa ia belanjakan dan tentang tubuhnya bagaimana dia memanfaatkanya.” (HR. at-Tirmidzi, dan menurut beliau derajatnya hasan shahih)

So, intinya.. bukan karena kita sudah baik.. tapi Allah ingin kita menjadi lebih baik.. makanya Allah saat ini masih memberikan kesempatan buat kita mencari bekal sebanyak-banyak nya sebelum nantinya kita dipanggil dihadapan-Nya untuk mempertanggung jawabkan apa yang telah kita perbuat didunia. Apa gunanya sibuk di sana sini tapi kita ngga mendapatkan apa yang sebenernya kita butuhkan. Bukan lagi sekedar apa yang kita inginkan, tapi kita butuhkan.. karena apa yang kita inginkan boleh jadi buruk bagi kita, pun sebaliknya.

Nah habiskan energi kita, waktu kita, harta dan jiwa kita untuk melakukan sesuatu yang bisa mengantarkan kita menjadi yang dicinta-Nya, menjadi ummat baginda Rasulullah SAW yang akan dikumpulkan lagi di syurga-Nya.. tetap semangat untuk berubah!

Ada quotes nih : “hati yang tidak pernah ikhlas mengakui kesalahan, tidak akan pernah terbuka untuk sebuah perubahan”- rumaisha nur ulya


happy chaging for a better akhirah ^o^9

1 comment:

  1. MasyaaAllah.. Jazakillah khair.. Tulisannya reminder banget.. berkah dan sukses selalu kak.. izin share tulisannya ka..

    ReplyDelete